by : Zakir Skynet
Usia pakai kipas angin jika dirawat dengan baik sebenarnya mampu bertahan puluhan tahun, seperti kipas angin milik uncle zak yang dibeli tahun 1997 sampai saat ini masih bertahan padahal merk-nya abal-abal.
Pengalaman uncle zak selama memperbaiki puluhan kipas angin Ada tiga katagori kerusakan kipas angin yang sangat umum yang uncle zak simpulkan.
- Suara kipas angin mendengung baling-baling sedikit berat jika diputar
- baling-baling berputar sangat lambat
- mati total tidak tercium bau has kabel stator kipas angin terbakar
Tampak warna hitam gulungan stator terbakar |
Cara Servis Suara kipas angin mendengung baling-baling tidak mau berputar
kipas angin seperti ada suara mendengung dimana baling baling tertahan antara belok kiri dan kanan ketika sedang on cara memperbaikinya sangat mudah.
Cukup dioleskan pelumas gemuk yang biasa untuk bearing kendaraan seperti pada gambar dibawah ini :
agar pekerjaan tidak dua kali membongkar sebaiknya capacitor diganti harga capacitor jenis ini sangat ekonomis berkisar Rp. 2 ribu sampai dengan 3 ribu rupiah. ganti sesuai dengan nilai capacitor yang tertulis biasanya 1,5 - 2, 5 uF ( mikro farad ). dipastikan hasil servis mantap.
Baling-baling berputar sangat lambat
Ciri yang satu ini baling - baling jika diputar normal tidak ada hambatan , namun jika diaktivkan jalannya sangat lambat : cara memperbaiki sangat mudah dipastikan capasitornya minta diganti.
Kipas angin mati total namun tidak tercium bau has kabel stator kipas angin terbakar
Salah satu ciri kerusakan kipas angin seperti ini adalah jika kita ukur kumparannya pakai ohm meter terindikasi ada kebel yang terputus
Langkah pertama ukur soket kipas angin pakai ohm meter
Jika terditeksi ada kabel yang putus langsung menuju stator gulungan kipas angin, biasanya TEMPAT RAHASIA SEKERING KIPAS ANGIN TEMPATNYA TERSEMBUNYI DIANTARA KABEL-KABEL GULUNGAN
TEMPAT MENYIMPAN SEKERING RAHASIA |
Sekering yang tersembunyi diantara gulungan |
Perbandingan besar Sekering Dengan Lubang baut |
Semoga info ini bermanfaat dan berhemat sumber daya